Edisi Suara Karya30 Januari
2016 02:40 WIB
ASEAN
Economic Community alias Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah bergulir sejak
awal 2016. Mau tidak mau, siap tidak siap, hadirnya MEA sudah tidak dapat
dibendung lagi. Karena sudah disuguhi MEA lengkap dengan tantangan dan
peluangnya, maka Indonesia harus bahkan wajib ikut berpartisipasi.
Hadirnya
MEA, bertujuan untuk meningkat-kembangkan perekonomian negara-negara di kawasan
ASEAN. Dengan tujuan tadi, maka MEA akan menjadi peluang besar bagi Indonesia
untuk mengembangkan perekonomian dalam negeri.
Sebagai
aktor utama dalam persaingan pasar bebas 2016, masyarakat Indonesia harus
selalu optimis. Jika tidak, tentu akan berdampak kepada daya saing, sehingga
dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi negara Indonesia sendiri.
Saat
ini yang perlu dilakukan masyarakat adalah menumbuh-kembangkan soft skill dan
hard skill dalam upaya menghadapi MEA. Jadi, bukan malah menjadikannya (MEA)
sebagai ‘hantu’ yang harus ditakuti. Saat memasuki dan melaksanakan MEA, maka
kemungkinan-kemungkinan negatif-positif pasti ada. Namun, terlepas dari itu
masyarakat harus tetap optimis dengan menjadikan persaingan sebagai ajang
kompetisi. Peluang emas bagi Indonesia untuk menunjukkan kualitas dan kuantitas
produk serta sumber daya manusia (SDM).
Untuk
itu, diperlukan berbagai pihak yang dianggap mampu untuk melahirkan SDM-SDM
berkualitas. Karena, SDM berkualitas akan menciptakan keuntungan yang sangat
besar dalam upaya bersaing di kancah ASEAN, baik secara individu maupun
nasional.
Lembaga
Pendidikan
Secara
sederhana lembaga pendidikan merupakan wadah di mana orang-orang berkumpul
untuk mentransmisi ilmu pengetahuan dengan melakukan segala aktivitas yang
terencana, sistematis, efisien dan efektif untuk mencapai tujuan pendidikan.
Karena, pendidikan merupakan kunci dasar untuk memperoleh kehidupan yang lebih
baik.
Menurut
UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Sedangkan
menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia), pendidikan
adalah proses pembudayaan yakni suatu usaha memberikan nilai-nilai luhur kepada
generasi baru dalam masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaan tetapi
juga dengan maksud memajukan serta mengembangkan kebudayaan menuju ke arah
keluhuran hidup kemanusiaan. Oleh sebab itu, tingginya kualitas pendidikan akan
mampu menghadapi segala kemungkinan yang ada, tak terkecuali datangnya
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Untuk
menyambut tantangan MEA, lembaga pendidikan dituntut mampu melahirkan SDM-SDM
handal sebagai jawaban atas masalah yang berkembang secara kreatif-inovatif.
Bukan hanya sebagai fasilitator yang hanya mencetak pekerja-pekerja saja.
Lembaga pendidikan juga harus bisa mencetak leader-leader yang bertanggung
jawab, kreatif dan inovatif yang bisa menghasilkan produk baru.
Daya
Saing
Meningkatkan
daya saing, identik dengan efisiensi dan produktivitas sebagai faktor utama
adalah kemampuan daya saing SDM dan produk (barang dan jasa) Indonesia dalam
berkompetisi perlu diperkuat. Strategi peningkatan keunggulan kompetitif
merupakan prasyarat bagi suatu bangsa untuk dapat bersaing dalam arus
globalisasi. Keunggulan kompetitif tentunya hanya dapat dicapai bila bangsa
Indonesia mampu menghasilkan karya-karya bermutu, yang dapat memenuhi atau
bahkan melebihi persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk dapat menembus
pasar global.
Hadirnya
MEA memaksa negara-negara di dalamnya, termasuk Indonesia untuk meningkatkan
daya saing, terutama dalam sektor ketenagakerjaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa
persaingan ketenagakerjaan menghadapi MEA ini menjadi pekerjaan rumah (PR)
utama yang harus diselesaikan pemerintah agar mampu bersaing dengan
negara-negara anggota ASEAN lainnya.
Kondisi
ini tentu akan menjadi suatu keharusan bagi seluruh elemen (daerah) yang ada di
Indonesia untuk terus bekerja keras dan bersaing dengan negara lain jika ingin
bertahan. Langkah ini dapat dilakukan dengan meningkatkan daya saing bangsa,
memperbaiki kinerja ekonomi nasional yang didukung struktur ekonomi yang kuat,
mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan yang tersebar di seluruh wilayah
Nusantara dan mengoptimalkan peran lembaga pendidikan sebagai mesin pencetak
manusia berkualitas.
Dengan
demikian, Indonesia pasti bisa menjawab tantangan MEA tersebut dan akan mampu
memanfaatkan segenap peluang yang ada. Semoga masyarakat tetap optimis agar
indonesia menjadi negara yang mampu memanfaatkan momen ini sehingga menjadikan
masyarakat lebih sejahtera, karena perekonomian merupakan salah satu tolak ukur
kesejahteraan masyarakat. Wallahu A’lam. ***
Penulis adalah Mahasiwa
dan Ketua Masyarakat Menulis STEBANK Jakarta.
No comments:
Post a Comment