BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM (Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIMBISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM (Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

adsene camd

Wednesday 10 February 2016

Optimis Hadapi MEA

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Edisi Suara Karya30 Januari 2016 02:40 WIB
ASEAN Economic Community alias Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah bergulir sejak awal 2016. Mau tidak mau, siap tidak siap, hadirnya MEA sudah tidak dapat dibendung lagi. Karena sudah disuguhi MEA lengkap dengan tantangan dan peluangnya, maka Indonesia harus bahkan wajib ikut berpartisipasi.
Hadirnya MEA, bertujuan untuk meningkat-kembangkan perekonomian negara-negara di kawasan ASEAN. Dengan tujuan tadi, maka MEA akan menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk mengembangkan perekonomian dalam negeri.
Sebagai aktor utama dalam persaingan pasar bebas 2016, masyarakat Indonesia harus selalu optimis. Jika tidak, tentu akan berdampak kepada daya saing, sehingga dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi negara Indonesia sendiri.
Saat ini yang perlu dilakukan masyarakat adalah menumbuh-kembangkan soft skill dan hard skill dalam upaya menghadapi MEA. Jadi, bukan malah menjadikannya (MEA) sebagai ‘hantu’ yang harus ditakuti. Saat memasuki dan melaksanakan MEA, maka kemungkinan-kemungkinan negatif-positif pasti ada. Namun, terlepas dari itu masyarakat harus tetap optimis dengan menjadikan persaingan sebagai ajang kompetisi. Peluang emas bagi Indonesia untuk menunjukkan kualitas dan kuantitas produk serta sumber daya manusia (SDM).
Untuk itu, diperlukan berbagai pihak yang dianggap mampu untuk melahirkan SDM-SDM berkualitas. Karena, SDM berkualitas akan menciptakan keuntungan yang sangat besar dalam upaya bersaing di kancah ASEAN, baik secara individu maupun nasional.
Lembaga Pendidikan
Secara sederhana lembaga pendidikan merupakan wadah di mana orang-orang berkumpul untuk mentransmisi ilmu pengetahuan dengan melakukan segala aktivitas yang terencana, sistematis, efisien dan efektif untuk mencapai tujuan pendidikan. Karena, pendidikan merupakan kunci dasar untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia), pendidikan adalah proses pembudayaan yakni suatu usaha memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru dalam masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaan tetapi juga dengan maksud memajukan serta mengembangkan kebudayaan menuju ke arah keluhuran hidup kemanusiaan. Oleh sebab itu, tingginya kualitas pendidikan akan mampu menghadapi segala kemungkinan yang ada, tak terkecuali datangnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Untuk menyambut tantangan MEA, lembaga pendidikan dituntut mampu melahirkan SDM-SDM handal sebagai jawaban atas masalah yang berkembang secara kreatif-inovatif. Bukan hanya sebagai fasilitator yang hanya mencetak pekerja-pekerja saja. Lembaga pendidikan juga harus bisa mencetak leader-leader yang bertanggung jawab, kreatif dan inovatif yang bisa menghasilkan produk baru.
Daya Saing
Meningkatkan daya saing, identik dengan efisiensi dan produktivitas sebagai faktor utama adalah kemampuan daya saing SDM dan produk (barang dan jasa) Indonesia dalam berkompetisi perlu diperkuat. Strategi peningkatan keunggulan kompetitif merupakan prasyarat bagi suatu bangsa untuk dapat bersaing dalam arus globalisasi. Keunggulan kompetitif tentunya hanya dapat dicapai bila bangsa Indonesia mampu menghasilkan karya-karya bermutu, yang dapat memenuhi atau bahkan melebihi persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk dapat menembus pasar global.
Hadirnya MEA memaksa negara-negara di dalamnya, termasuk Indonesia untuk meningkatkan daya saing, terutama dalam sektor ketenagakerjaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa persaingan ketenagakerjaan menghadapi MEA ini menjadi pekerjaan rumah (PR) utama yang harus diselesaikan pemerintah agar mampu bersaing dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya.
Kondisi ini tentu akan menjadi suatu keharusan bagi seluruh elemen (daerah) yang ada di Indonesia untuk terus bekerja keras dan bersaing dengan negara lain jika ingin bertahan. Langkah ini dapat dilakukan dengan meningkatkan daya saing bangsa, memperbaiki kinerja ekonomi nasional yang didukung struktur ekonomi yang kuat, mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara dan mengoptimalkan peran lembaga pendidikan sebagai mesin pencetak manusia berkualitas.
Dengan demikian, Indonesia pasti bisa menjawab tantangan MEA tersebut dan akan mampu memanfaatkan segenap peluang yang ada. Semoga masyarakat tetap optimis agar indonesia menjadi negara yang mampu memanfaatkan momen ini sehingga menjadikan masyarakat lebih sejahtera, karena perekonomian merupakan salah satu tolak ukur kesejahteraan masyarakat. Wallahu A’lam. ***

Penulis adalah Mahasiwa dan Ketua Masyarakat Menulis STEBANK Jakarta.


No comments:

Post a Comment

Baca Juga