BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM (Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIMBISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM (Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

adsene camd

Friday 20 December 2013

Menopang Perekonomian Dengan Jalan Entrepreneur


Oleh: Ulul Hidayat
            Ekonomi merupakan salah satu hal yang signifikan dalam kehidupan manusia. Banyak orang yang bekerja banting tulang penuh semangat semata-mata untuk mengembangkan  perekonomian keluarga. karena hal itu bisa mencukupi kebutuhan hidup mereka  sehari-hari. Bukan itu saja,  perekonomian juga  memengaruhi kepada tingkat perkembangan suatu negara. Jika perekonomian  stabil, maka otomatis negara  akan tentram dan sejahtera, begitu juga sebaliknya.
            Di Indonesia, Para pakar ekonomi memprediksikan  bahwa Indonesia akan menjadi salah satu negara maju  pada beberapa tahun mendatang. Hal itu tentu bisa terwujud jika jumlah enterpreuner/wirausahawan di Indonesia bertambah. Negara-negara  maju di Eropa maupun di Amerika Serikat  mempunyai 3,5 – 4 persen wirausahawan dari semua jumlah penduduknya. Sedangkan di Indonesia hanya 0,9 persennya saja.   
            Mayoritas penduduk  Indonesia memilih bekerja menjadi karyawan dan pegawai negeri sipil (PNS).  Kita ambil contoh bahwa jika ada lowongan untuk menjadi PNS atau perusahaan sedang mencari pekerja, pasti yang mendaftar puluhan ribu orang atau lebih, bahkan mereka rela mengantre sekian lama untuk mendaftar, padahal kursi  yang  disediakan hanya beberapa ratus atau berapa persen  saja dari jumlah pendaftar. Ironisnya, jika ada lowongan untuk menjadi wirausahawan pasti peminatnya selalu sepi.
            Menjadi wirausahawan  adalah  profesi yang mulia dan mudah. Di dalam Al-quran (QS. 4 : 29 ) sedikit menyinggung bahwa pekerjaan paling mudah adalah berdagang dalam artian menjadi wirausahawan. Dan sabda rasulullah SAW ‘’ hendaklah kamu berdagang, karena didalamnya terdapat 90 persen  pintu rezeki’’. (HR. Ahmad). Dari hadist tersebut jelas  bahwa orang yang berdagang akan memperoleh banyak rezeki. Bukan hanya itu saja. Banyak lagi hadis-hadis lain yang menganjurkan kepada manusia untuk berdagang dan menjadi wirausahawan  agar hidup kita tentram.
            Pada abad 20 dan 21, negara-negara di Eropa mayoritas memiliki perekonomian yang stabil. Padahal jika kita teliti dari segi hasil alam, negara-negara tersebut tidak terlalu signifikan. Mengapa hal yang demikian bisa terjadi? Apa yang menjadi rahasia mereka? Telah saya paparkan di atas bahwa negara-negara di Eropa mayoritas penduduknya adalah seorang wirausahawan/enterpreuner.
            Saat ini, Indonesia membutuhkan para wirausahawan muda agar dapat mendukung pertumbuhan ekonomi negara. Jika dibandingkan dengan jumlah wirausahawan di negara lain, Indonesia masih kalah jauh. Di Amerika Serikat mencapai 11 persen, Singapura 7 persen, dan Malaysia 5 persen. Sedangkan di Indonesia hanya 0,24 persen dari jumlah penduduk yang berjumlah 240 juta jiwa. Berkaca pada tingkat perbandingan jumlah pengusaha di negara maju, wajar saja jika di Indonesia pertumbuhan perekonomiannya sangat lambat, meskipun tingkat pertumbuhan Indonesia saat ini stabil.
            Pemerintah seharusnya mengembangkan jumlah wirausahawan agar dapat mendukung perekonomian negara. Bukan itu saja, pertumbuhan jumlah wirausahawan harus didukung oleh lembaga-lembaga pendidikan. Melalui jalur pendidikan dapat mengubah cara berfikir seseorang untuk menjadi wirausahawan yang bekerja menggunakan  ide dan kreatifitas.
Fase enterpreuner ala Nabi
Indonesia, mayoritas penduduknya beragama Islam. Suatu sikap kepribadian yang selama ini hampir tidak disinggung oleh kebanyakan orang adalah sifat Nabi Muhammad SAW dalam berwirausaha. Sebagai generasi muda, seharusnya kitalah pelopor untuk membangkitkan kembali kiat sukses islami seperti yang telah di contohkan oleh nabi . Dalam tatanam islam, beliau merupakan sesosok tauladan hidup yang jarang dicari duanya.
Rosulullah adalah seorang yang lemah lembut, sopan, jujur, adil dan lain sebagainya. Beliau juga merupakan seorang peminpin kaum muslimin, panglima perang  dan sekaligus sesosok enterpreuner mapan yang namanya dikenal oleh seluruh masyarakat Arab. Sifat-sifat  demikian  harus ditiru. Bukan hanya dijadikan sebagai perjalanan sejarah semata .
            Menurut Michael Hart,’’ Nabi Muhammad adalah orang yang paling berpengaruh dari milyaran orang berpengaruh di dunia’’. Beliau juga seorang saudagar kaya raya di Arab. karena memang Rasulullah dikenal sebagai seorang wirausahawan sukses dan mapan yang tak ada bandingannnya.
            Berbicara wirausaha, Nabi Muhammad merupakan Wirausawawan ulung dan gigih. Beliau mempunyai banyak jaringan dimana-mana. Sejak masih belasan tahun kecil beliau sudah belajar berdagang, hingga akhirnya beliau secara tidak langsung tumbuh menjadi wirausahawan yang mandiri dan mapan. Beliau petut dijadikan tauladan hidup bagi semua umat.
            Dibandingkan dengan pemuda sekarang, khususnya di Indonesia, pada usia 12-18 tahun mereka masih di manja. Baru ketika berusia 19 tahun mereka memikirkan tentang masa depannya. Sifat kewirausahaan yang dimiliki oleh Rasulullah sering dilupakan oleh umat islam sekarang. Seharusnya  sifat tersebut yang harus dijadikan pelajaran, apalagi suasana perekonomian Inonesia saat ini kurang stabil.
 Bukan hanya itu saja yang harus dijadikan pelajaran dalam berwirausaha, akan tetapi  karakter berdagang atau berbisnis yang dimiliki oleh Rasulullah seperti jujur,  giat serta amanah, sehingga beliau dijuluki Al-Amin. Sifat inilah yang harus dimiliki bagi seorang wirausahawan dalam etika berwirausaha modern,  yaitu sebagai alat untuk membuka peluang bagi seorang enterpreuner.
Kunci  keberhasilan  Rasulullah dalam berdagang dan berbisnis adalah jujur dan adil dalam menjalankan semua kegiatan bisnis dengan para mitra bisnis atau konsumennya. Semua prilaku beliau mejadi trik tersendiri dalam menarik para konsumennya, tidak harus ada promosi karena secara otomatis menjadi promosi yang sangat kreatif.
Kaum muda, sebagi tombak untuk menopang perekonomian negara lebih baik,  hendaklah  kembali pada fase   kewirausahaan Rasulullah yang berbasis syariah. Bukan hanya memikirkan  keuntungan semata, tapi etika berwirausaha harus juga diperhatikan. Saat ini Eropa dan Amerika Serikat juga telah mengadopsi system ekonomi  syari’ah dari agama Islam untuk bisa mengontrol perekonomian mereka  agar  tetap  stabil. Maka dari itu, sebagai pelopor muda,  kita harus lebih meningkatkan kewirausahaan ala Rasulullah yang berbasis syariah tersebut, khususnya di Indonesia, sehingga mampu bersaing dengan perekonomian barat.

No comments:

Post a Comment

Baca Juga