Oleh: Ulul
Hidayat
Ekonomi merupakan salah satu hal
yang signifikan
dalam kehidupan manusia. Banyak orang yang bekerja banting tulang penuh
semangat semata-mata
untuk mengembangkan perekonomian keluarga. karena hal itu bisa
mencukupi kebutuhan hidup
mereka sehari-hari. Bukan itu saja, perekonomian juga memengaruhi kepada tingkat perkembangan suatu negara. Jika perekonomian stabil, maka otomatis negara akan tentram dan sejahtera, begitu juga
sebaliknya.
Di Indonesia, Para pakar ekonomi
memprediksikan bahwa Indonesia akan
menjadi salah satu negara maju pada beberapa tahun mendatang. Hal itu tentu bisa terwujud jika jumlah enterpreuner/wirausahawan
di Indonesia
bertambah.
Negara-negara maju di Eropa maupun di
Amerika Serikat mempunyai 3,5 – 4 persen
wirausahawan
dari semua jumlah penduduknya. Sedangkan di Indonesia hanya 0,9 persennya saja.
Mayoritas penduduk Indonesia memilih bekerja menjadi karyawan dan
pegawai negeri sipil (PNS). Kita ambil
contoh bahwa jika ada lowongan untuk menjadi PNS atau perusahaan sedang mencari
pekerja, pasti yang mendaftar puluhan ribu orang atau lebih, bahkan
mereka rela mengantre
sekian lama untuk mendaftar, padahal
kursi yang
disediakan hanya beberapa ratus atau berapa
persen saja dari jumlah pendaftar.
Ironisnya, jika ada lowongan untuk menjadi wirausahawan pasti peminatnya
selalu sepi.
Menjadi wirausahawan adalah profesi yang mulia dan mudah. Di dalam Al-quran
(QS. 4 : 29 ) sedikit menyinggung bahwa pekerjaan paling mudah adalah berdagang dalam artian menjadi wirausahawan.
Dan sabda rasulullah SAW ‘’ hendaklah kamu berdagang, karena didalamnya
terdapat 90 persen pintu rezeki’’. (HR.
Ahmad). Dari hadist tersebut
jelas bahwa orang yang berdagang akan memperoleh
banyak rezeki. Bukan hanya
itu saja. Banyak lagi hadis-hadis lain yang menganjurkan
kepada manusia untuk berdagang dan menjadi wirausahawan agar hidup kita tentram.
Pada abad 20 dan 21, negara-negara
di Eropa mayoritas
memiliki
perekonomian yang stabil. Padahal jika kita teliti dari segi hasil alam,
negara-negara tersebut tidak terlalu signifikan. Mengapa hal yang demikian bisa
terjadi? Apa yang menjadi rahasia mereka? Telah saya paparkan di atas bahwa
negara-negara di Eropa mayoritas penduduknya adalah seorang wirausahawan/enterpreuner.
Saat ini, Indonesia membutuhkan para wirausahawan muda agar dapat
mendukung pertumbuhan ekonomi negara. Jika dibandingkan dengan jumlah wirausahawan di negara lain, Indonesia
masih kalah jauh.
Di Amerika Serikat mencapai 11 persen, Singapura 7 persen, dan Malaysia 5
persen. Sedangkan di Indonesia hanya 0,24 persen dari jumlah penduduk yang
berjumlah 240 juta jiwa.
Berkaca pada tingkat perbandingan jumlah pengusaha di negara maju, wajar saja
jika di Indonesia pertumbuhan perekonomiannya sangat lambat, meskipun tingkat
pertumbuhan Indonesia saat ini stabil.
Pemerintah seharusnya mengembangkan
jumlah wirausahawan agar dapat mendukung perekonomian negara. Bukan itu saja,
pertumbuhan jumlah wirausahawan harus didukung oleh lembaga-lembaga pendidikan.
Melalui jalur pendidikan dapat mengubah cara berfikir seseorang untuk menjadi
wirausahawan yang bekerja menggunakan
ide dan kreatifitas.
Fase
enterpreuner ala Nabi
Indonesia, mayoritas penduduknya beragama
Islam. Suatu sikap
kepribadian yang selama ini hampir tidak disinggung oleh kebanyakan orang
adalah sifat Nabi Muhammad SAW dalam berwirausaha. Sebagai generasi muda,
seharusnya kitalah pelopor untuk membangkitkan kembali kiat sukses islami
seperti yang telah di contohkan oleh nabi . Dalam tatanam islam, beliau
merupakan sesosok tauladan hidup yang jarang dicari duanya.
Rosulullah adalah seorang
yang lemah lembut, sopan, jujur, adil dan lain sebagainya. Beliau juga
merupakan seorang peminpin kaum muslimin, panglima perang dan sekaligus sesosok enterpreuner mapan yang
namanya dikenal oleh seluruh masyarakat Arab. Sifat-sifat demikian harus ditiru. Bukan hanya dijadikan sebagai
perjalanan sejarah semata .
Menurut
Michael Hart,’’ Nabi Muhammad adalah orang yang paling berpengaruh dari
milyaran orang berpengaruh di dunia’’. Beliau juga seorang saudagar kaya raya
di Arab. karena memang Rasulullah dikenal sebagai seorang wirausahawan sukses
dan mapan yang tak ada bandingannnya.
Berbicara wirausaha, Nabi Muhammad
merupakan Wirausawawan ulung dan gigih. Beliau mempunyai banyak jaringan dimana-mana.
Sejak masih belasan tahun
kecil beliau sudah belajar berdagang, hingga akhirnya beliau secara tidak
langsung tumbuh menjadi wirausahawan yang mandiri dan mapan. Beliau petut
dijadikan tauladan hidup bagi semua umat.
Dibandingkan
dengan pemuda sekarang, khususnya di Indonesia, pada usia 12-18 tahun mereka masih di manja. Baru ketika berusia 19 tahun mereka memikirkan tentang masa depannya. Sifat kewirausahaan yang dimiliki oleh
Rasulullah sering dilupakan oleh umat islam sekarang. Seharusnya sifat tersebut yang harus dijadikan pelajaran,
apalagi suasana perekonomian Inonesia saat ini kurang stabil.
Bukan hanya itu saja yang harus dijadikan
pelajaran dalam berwirausaha, akan tetapi
karakter berdagang atau berbisnis yang dimiliki oleh Rasulullah seperti
jujur, giat serta amanah, sehingga
beliau dijuluki Al-Amin. Sifat inilah yang harus dimiliki bagi seorang
wirausahawan dalam etika berwirausaha modern, yaitu sebagai alat untuk membuka peluang bagi seorang enterpreuner.
Kunci keberhasilan
Rasulullah dalam berdagang dan berbisnis adalah jujur dan adil dalam
menjalankan semua kegiatan bisnis dengan para mitra bisnis atau konsumennya. Semua
prilaku beliau mejadi trik tersendiri dalam menarik para konsumennya, tidak
harus ada promosi karena secara otomatis menjadi promosi yang
sangat kreatif.
Kaum muda,
sebagi tombak untuk menopang perekonomian negara lebih baik, hendaklah
kembali pada fase kewirausahaan Rasulullah yang berbasis syariah.
Bukan hanya memikirkan keuntungan semata,
tapi etika berwirausaha harus juga diperhatikan. Saat ini Eropa dan Amerika
Serikat juga telah mengadopsi system ekonomi
syari’ah dari agama Islam untuk bisa mengontrol perekonomian
mereka agar tetap stabil. Maka dari itu, sebagai pelopor muda, kita harus lebih meningkatkan kewirausahaan ala Rasulullah yang berbasis syariah
tersebut, khususnya di Indonesia,
sehingga mampu bersaing dengan perekonomian
barat.
No comments:
Post a Comment